
Surabaya, [27-2-2025] – Dua mahasiswa dari Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Khoirul Amin dan Osha Dea Ariyanti, berhasil meraih kesempatan bergengsi untuk mengikuti Formosa Talent Internship Program (FTIP) di National Formosa University (NFU), Taiwan. Prestasi ini semakin membanggakan karena mereka juga mendapatkan beasiswa yang mencakup living allowance sebesar 12.000 NTD per bulan selama program berlangsung.
Perjalanan Menuju NFU: Dari Pendaftaran Hingga Beasiswa
Kesempatan mengikuti FTIP ini bermula ketika informasi tentang program tersebut diperoleh melalui jurusan Teknik Permesinan Kapal. Menyadari peluang besar yang ditawarkan, Khoirul dan Osha segera mendaftar dan mengikuti proses seleksi yang ketat. Setelah melalui berbagai tahapan, keduanya dinyatakan lolos sebagai kandidat untuk program Spring Season (17 Februari – 30 Juni).
Namun, kejutan tak berhenti di situ. Di luar dugaan, Khoirul dan Osha juga diumumkan sebagai penerima beasiswa, yang tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka, prodi, dan jurusan. Program FTIP sendiri merupakan bagian dari upaya National Formosa University untuk menarik mahasiswa berbakat dari berbagai negara dan memberikan pengalaman akademik serta penelitian di berbagai bidang.
Beasiswa yang mereka dapatkan mencakup living allowance sebesar 12.000 NTD per bulan, dengan total maksimal 75.000 NTD per semester. Namun, mereka masih menghadapi kendala biaya tuition fee sebesar 36.000 NTD, yang menjadi tantangan besar bagi mereka.
Kendala Finansial dan Bantuan dari Berbagai Pihak
Meskipun dinyatakan lolos, Khoirul dan Osha menghadapi tantangan besar dalam membayar biaya tuition fee yang cukup tinggi. Dalam kondisi finansial yang tidak memungkinkan untuk membayar jumlah tersebut, mereka hampir mengundurkan diri dari program tersebut.
Namun, dukungan datang dari berbagai pihak. Dr. Priyo Agus Setiawan, Ketua Jurusan Teknik Permesinan Kapal PPNS, aktif mencari solusi dengan membuka komunikasi dengan pihak penyelenggara FTIP. Melalui koordinasi dengan Ms. Peggy dari HESP Coordinator Office International Affair NFU, ditemukan jalan keluar yang sangat membantu.
Dr. Meng-Hua Lee, salah satu profesor di National Formosa University, bersedia memberikan sponsorship untuk mengcover seluruh biaya tuition fee mereka. Tak hanya itu, Dr. Lee juga memberikan peluang lebih lanjut bagi mereka dengan membuka kemungkinan untuk melanjutkan studi S2 melalui program Green Smart Manufacturing (GSM) di NFU. Meskipun demikian, mereka tetap harus melalui proses seleksi jika ingin melanjutkan ke program GSM setelah menyelesaikan FTIP.
Selama menghadapi kendala finansial ini, Khoirul dan Osha juga senantiasa berkonsultasi dengan Dr. Anda Iviana Juniani, selaku pembimbing tugas akhir mereka. Beliau tidak hanya memberikan berbagai alternatif solusi dalam setiap permasalahan yang dihadapi, tetapi juga memastikan bahwa tugas akhir mereka tetap berjalan dengan baik meskipun mereka harus menjalani program di luar negeri. Dukungan ini sangat berarti bagi mereka dalam menjalani dua tanggung jawab besar secara bersamaan.
Kegiatan Perkuliahan dan Fokus Penelitian
Di National Formosa University, Khoirul dan Osha akan mengikuti berbagai kegiatan akademik, mulai dari perkuliahan, penelitian, hingga proyek-proyek kolaboratif yang berkaitan dengan desain dan manufaktur. Program ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendalami teknologi manufaktur cerdas (smart manufacturing), serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari di PPNS dalam lingkungan yang lebih luas.
Selama FTIP, mereka akan fokus pada Green Smart Manufacturing, sebuah bidang yang menggabungkan teknologi manufaktur ramah lingkungan dengan sistem otomatisasi cerdas. NFU memiliki beberapa pusat penelitian unggulan yang mendukung bidang ini, termasuk Gear Research, Auto Machinery & Robot Combination Sensing, dan Green Energy. Partisipasi dalam program ini akan memberi mereka akses ke teknologi terbaru yang digunakan di industri global, serta kesempatan untuk bekerja dengan para peneliti dan profesional di bidangnya.
Selain kegiatan akademik, FTIP juga menawarkan kegiatan budaya dan bahasa untuk membantu peserta beradaptasi dengan lingkungan di Taiwan. Ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami budaya setempat serta meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dalam bahasa Inggris dan Mandarin.
Peluang Masa Depan dan Dampak bagi PPNS
Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak, mahasiswa Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Setelah menyelesaikan FTIP, Khoirul dan Osha memiliki peluang untuk melanjutkan studi S2 di NFU melalui program GSM. Namun, mereka tetap harus melalui proses seleksi agar bisa diterima di program tersebut.
PPNS turut bangga atas pencapaian ini dan berharap prestasi Khoirul dan Osha dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berani mengambil peluang dan berkompetisi di tingkat global. Kesuksesan ini juga membuka potensi kerja sama lebih lanjut antara PPNS dan NFU, yang dapat memberikan lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa PPNS di masa depan.